Minahasa adalah kampung halaman dari ayah saya, dia dilahirkan di kampung Tincep, yang tentunya sekarang telah tumbuh menjadi desa yang cantik, desa yang masih mempertahankan keasrian, tradisi, persaudaraan, serta kebudayaan mapalus-nya. Mapalus adalah suatu bentuk gotong-royong tradisional dalam Suku Minahasa.
Selain Taman Laut Bunaken yang terkenal itu, saya juga menikmati fenomena matahari terbit di Puncak Gunung Klabat serta Gunung Mahawu.
Keramah-tamahan para pendaki gunung membuat saya terheran-heran, karena walaupun kebanyakan dari para pendaki membawa perbekalan Cap Tikus (minuman keras khas Sulawesi Utara) namun tegur sapa sesama pendaki tidak pernah diabaikan sekalipun mereka tidak saling mengenal.
Gambar-Puncak Gunung Mahawu
Gambar-Pemandangan yang dilihat dari Puncak Gunung Mahawu di pagi hari.
Pada kesempatan lain saya pun pergi ke Pulau Sangihe yang diselimuti oleh nyiur hijau, perkebunan cengkih, dan tumbuhan hijau lainnya.
Memang sebagian besar wilayah Pulau Sangihe bersuhu panas, namun tidak mengurangi keindahan serta kenyamanan untuk menikmati suasana Nusa Utara. Di suatu tempat bernama desa Sisiwung yang memiliki dataran tinggi sekaligus memiliki dataran rendah yang menghamparkan pasir putih di pesisir pantainya, di pantai itu ada pancuran air tawar yang segar. Ketika saya bermain di laut dangkalnya, tidak disadari saya berada di kerumunan bulu babi panjang (Diadema saxatile), dalam bahasa setempat disebu mamana. Karena panik dan tidak dapat menyeimbangkan tubuh, maka saya menginjak binatang-binatang tajam itu, hampir semua permukaan telapak kaki serta lutut dipenuhi dengan duri hitam yang tajam juga beberapa duri yang menancap di tangan.
Untuk mencegah menjalarnya racun dari bulu babi tersebut, maka penduduk membakar sabut kelapa yang masih dalam cangkangnya, setelah hangus dan tidak ada bara apinya, mereka menempelkan sabut yang masih panas itu ke kedua kaki dan tangan saya. Mereka juga menumbuk-numbuk duri yang berada pada kaki dengan tujuan menghancurkan duri-duri tersebut agar dengan mudah motabolisme tubuh mengeluarkannya.
Tempat termanis yang paling mengesankan bagi saya di Minahasa adalah Tongkaina.
Pengalaman menarik ini ternyata membuat saya untuk datang dan datang lagi ke sana untuk mengukir kenangan, mempererat persaudaraan, juga penjalin kasih sayang . – 1994.
Tetapi sekarang mereka merindukan tanai air yang lebih baik yaitu satu tana air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka. Ibrani 11:16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar