Tari Pendet adalah salah satu tarian Bali untuk pemujaan, dan pada awalnya merupakan penyambutan kehadiran para dewa ke dunia ini, namun para seniman mengubahnya menjadi tarian pembuka sebuah acara maupun ucapan selamat datang kepada para tamu.
Sampai kelas 1 SMA, menurut teman-teman saya di sekolah maupun di lingkungan rumah, mereka menilai saya bukanlah anak yang feminim. Hingga pada perayaan 17 Agustus di sekolah, pada waktu itu saya kelas 1 SMA menarikan Tari Pendet bersama dua teman Lineke dan Emma. Untuk pertama kalinya saya memakai pakaian daerah, kain merah darah khas bali dengan motif tenunan benang berwarna emas dan bagian dada dililit dengan kemben yang serasi.
Di akhir acara tersebut saya memainkan piano duet dengan sahabat saya bernama Elina Elizabeth. – Agustus 1988.
Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi. Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling. Pujulah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang! Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya! Mazmur 150:3-6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar